Rabu, 15 Februari 2017

Bos Nissan Rangkap Jabatan Jadi Chairman Mitsubishi

Nissan akhirnya memastikan bos Nissan Carlos Ghosn akan menjadi Chairman Mitsubishi setelah Nissan mengakuisisi 34 persen saham Mitsubishi. Posisi terbaru Ghosn disebut takkan mengganggu bisnis Nissan.

Bos Nissan Rangkap Jabatan Jadi Chairman Mitsubishi

"Ghosn kita tahu dia telah bekerja keras sebagai CEO (Chief Executive Officer) di seluruh dunia, ia tak bertanggung jawab atas manajemen Mitsubishi, manajemen tetap digerakkan CEO Mitsubishi, Masuko. Posisi Ghosn sebagai Chairman di Mitsubishi tak akan menghambat bisnis Nissan, kita harus tetap mempertahankan itu di Nissan," kata Co-CEO Nissan Motor Company, Hiroto Saikawa dalam kesempatan teleconference dengan wartawan dari seluruh dunia.

Sedangkan Hiroto Saikawa yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Competitive Officer dan kini menjadi co-CEO Nissan akan tetap berfokus pada bisnis Nissan.

"Saya akan menjadi co-CEO sehingga tidak kehilangan fokus pada bisnis Nissan, ini penting, yang berarti peran sata sebagai co-CEO harus siap bekerja apapun jika diperlukan. Saya pun telah berbicara dengan Ghosn dan ia memberi pekerjaan spesifik kepada saya lebih ke strategi jangka menengah dan strategi produk jangka panjang," jelas Hiroto.

Sinergi antara Nissan dan Mitsubishi diprediksi bisa mendapatkan keuntungan yang meningkat hingga lebih dari 50 persen dari sebelumnya 24 miliar yen di tahun fiskal 2017 menjadi 60 miliar yen di tahun fiskal 2018.

(dry/ddn)

Jumat, 10 Februari 2017

Nissan: Mitsubishi Belum Optimal Keluarkan Potensinya

Nissan menyelamatkan Mitsubishi dari keterpurukan akibat skandal konsumsi BBM di Jepang. Nissan menyebutkan Mitsubishi sebenarnya masih memiliki potensi bagus yang belum dikeluarkan saja.

Nissan: Mitsubishi Belum Optimal Keluarkan Potensinya

"Mitsubishi bisa tumbuh, tapi mereka belum memaksimalkan potensinya diantaranya dari cara mereka berbisnis dan menjawab tantangan dari luar," ujar Co-CEO Nissan Hiroto Saikawa dalam teleconference dengan wartawan dari seluruh dunia termasuk detikOto.

"Di Nissan, kami percaya mereka (Mitsubishi) memiliki potensi yang baik. Mitsubishi bisa tumbuh lebih baik lagi," ujarnya.

Dia menuturkan Nissan pernah mengalami krisis di tahun 1999 sehingga memaksanya membuat kesepakatan dengan Renault pada tahun 1999 lalu. Renault akhirnya memiliki 43,4 persen saham pada Nissan, sementara Nissan memiliki 15 persen sahamnya di tubuh Renault.

Kesepakatan cross-saham ini semakin meyakinkan keduanya memiliki kepentingan yang sama dan mendorong mereka mengadopsi strategi win-win solution agar saling menguntungkan.

"Di 1999 kita melewati krisis performa yang lebih di tubuh internal bukan karena isu lain dari luar. Sementara Mitsubishi kasusnya terkait penjualan mereka. Mereka harus kembali mendapat kepercayaan dari konsumen khususnya di Jepang, ini situasi yang berbeda," kata Hiroto.

Sebelumnya, aliansi Renault-Nissan menjadikannya kerja sama yang panjang antar kedua negara diantara dua pabrikan besar di industri otomotif. Di 2013 aliansi Renault-Nissan telah menjual lebih dari 8,3 juta unit mobil di hampir 200 negara. Aliansi itu pun menjadi no.4 yang terbesar di dunia.

Dengan bergabungnya Mitsubishi dalam aliansi Renault-Nissan, mereka diprediksi menjadi grup otomotif ketiga terbesar di dunia secara volume global dengan penjualan 10 juta unit tahun fiskal 2016.

Minggu, 05 Februari 2017

Crossover Listrik Audi Disapa E-Tron

Audi mengkonfirmasi akan memberi nama sederhana untuk crossover listrik mereka, yakni E-tron.

Crossover Listrik Audi Disapa E-Tron

Dikutip Leftlanenews, Senin (24/10/2016), model crossover listrik ini juga dikatakan bakal cocok dengan penggerak listrik atau hybrid, layaknya A3 e-tron dan R8 e-tron, seperti dikatakan Audi Chief Rupert Stadler.

Kabar ini juga membuat banyak yang berharap, crossover listrik Audi ini diharapkan akan menggunakan platform MEB dari Volkswagen Group. Serta bakal mampu berlari hingga 310 mil dan mampu menyemburkan hingga 500 horsepower dengan penggerak 4 roda sekaligus.

Dikatakan Audi tidak hanya akan membawa crossover listrik. Tapi juga akan melahirkan beberapa varian listrik lainnya, seperti sedan listrik yang terbungkus pada A8 e-tron dan A9 e-tron. Serta mobil listik bergaya hatchback kecil atau city car.

"Kami juga akan memiliki model dengan nama biasa, misalnya A6 e-tron, A7 e-tron, A8 e-tron dan sebagainya," ujar Stadler. (lth/rgr)

Senin, 30 Januari 2017

Bukan Otonom, Toyota Pilih Kembangkan Teknologi yang Membantu Sopir

Toyota Motor Corporation (TMC) tidak ingin terburu-buru bergabung dengan perusahaan lain yang tengah sibuk mengembangkan teknologi otonom. Pabrikan asal Jepang itu lebih memilih mengembangkan teknologi yang membantu sopir.

Bukan Otonom, Toyota Pilih Kembangkan Teknologi yang Membantu Sopir

Diberitakan Automotive News, Senin (24/10/2016), prioritas utama Toyota adalah untuk membantu pengendara agar mengemudi dengan aman. Menurut Asisten Kepala Teknologi Keamanan Toyota, Seigo Kuzumaki, pihaknya tidak berniat menggantikan sopir manusia dengan sistem komputerisasi.

"Sebuah mobil otonom sepenuhnya bukanlah yang kami cari. Prioritas kami adalah untuk mengurangi jumlah kecelakaan," kata Kuzumaki.

Untuk itu, Toyota telah memprioritaskan teknologi otonom level 3. Teknologi tersebut bukanlah teknologi otonom sepenuhnya yang tidak memerlukan sopir manusia. Tapi, sistem level itu memungkinkan mobil untuk berakselerasi, mengerem dan berbelok sendiri di jalan bebas hambatan dengan sopir manusia tetap diperlukan.

Toyota akan menyebut sistem ini sebagai Highway Teammate. Sistem tersebut akan diperkenalkan di Jepang mulai 2020.

Kata Kuzumaki, Toyota juga mengembangkan sistem yang sama untuk penggunaan jalanan perkotaan, namanya Urban Teammate. Sayang, Kuzumaki belum bisa memberikan waktu pelucuran sistem itu.

Dengan sistem itu, Toyota mengesampingkan teknologi otonom sepenuhnya yang tidak dilengkapi dengan setir, pedal gas, pedal rem dan perangkat kemudi lainnya. Sebaliknya, Toyota ingin sopir manusia tetap berada di balik kemudi.

"Konsep fun to drive sangat penting untuk Toyota," kata Kuzumaki. (rgr/dry)

Rabu, 25 Januari 2017

Nissan Belum Berencana Tambah Sahamnya di Mitsubishi

Nissan kini menjadi pemegang saham terbesar Mitshubishi dengan 34 persen. Keduanya akan berkolaborasi dalam pengembangan kendaraan, riset, pengembangan serta pembelian barang, hingga saling berbagi teknologi.

Nissan Belum Berencana Tambah Sahamnya di Mitsubishi

Meski begitu pihak Nissan mengatakan belum berniat menambah jumlah sahamnya di Mitsubishi. Yang terpenting keduanya bisa lebih kuat dan stabil di pasar mobil khususnya.

"Pertama-tama kami melihat saat ini belum ada kepentingan lebih jauh untuk menaikkan jumlah saham. Dasar aliansi ini sebenarnya agar kami masing-masing lebih stabil, yang telah disepakati adalah Nissan mengambil 34 persen saham Mitsubishi Motors," kata Co-CEO Nissan Motor Company Hiroto Saikawa saat melakukan teleconference di Jakarta.

Grup Mitsubishi yang terdiri dari trading house Mitsubishi, industri besar Mitsubishi, dan Bank of Tokyo-Mitsubishi akan memegang sekitar 17 persen saham dan bersama Nissan akan mewakili 51 persen dari saham.

"Di saat Mitsubishi mengurangi saham kita justru meningkatkannya," kata Hiroto.

Dengan bergabungnya Mitsubishi di aliansi Nissan dan Renault, aliansi ini akan menjadi grup otomotif terbesar ketiga di dunia secara volume global dengan penjualan 10 juta unit tahun fiskal 2016. (dry/rgr)

Jumat, 20 Januari 2017

Audi Beli Kembali 25.000 Unit Mobil Diesel di AS

-Kasus emisi gas buang yang melanda Volkswagen Group, membuat Audi harus kembali membeli unit mereka yang bermasalah.

Audi Beli Kembali 25.000 Unit Mobil Diesel di AS

Kali ini Audi dikabarkan kembali membeli varian diesel mereka, yang menggendong mesin V6 3.0 liter TDI di Amerika Serikat. Tidak tanggung-tanggung penarikan ini dikatakan mencapai 25.000 unit. Seperti dikutip Motor1, Senin (24/10/2016).

Dikatakan, mesin ini tidak mematuhi peraturan emisi gas buang yang seharusnya. Sehingga mengharuskan Audi membelinya kembali. Kampanye ini dikatakan akan dilaksanakan mulai 3 November 2016.

Namun Audi dikatakan tidak menarik semua unit mesin V6 3.0 liter TDI mereka di Amerika Serikat. Karena jika melihat dari totalnya, setidaknya ada sekitar 85.000 unit varian Audi yang menggendong mesin tersebut. Namun penarikan hanya dilakukan hanya 25.000 unit saja.

Berikut daftar varian mobil VW Group bermesin 3.0 liter TDI yang bermasalah di Amerika Serikat.

1. VW Touareg 2009-2016
2. Porsche Cayenne 2013-2016
3. Audi A6 2014-2016
4. Audi A7 2014-2016
5. Audi A8 (including the A8L) 2014-2016
6. Audi Q5 2014-2016
7. Audi Q7 2009-2016. (lth/rgr)

Minggu, 15 Januari 2017

Solusi MTI untuk Cegah Anak Di Bawah Umur Nyetir Kendaraan

Masalah anak di bawah umur yang berkendara bebas berkeliaran di jalan-jalan memang terbilang sulit untuk dihilangkan. Bila hanya dilakukan pelarangan saja, tak memberikan solusi.

Solusi MTI untuk Cegah Anak Di Bawah Umur Nyetir Kendaraan

Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas, mengatakan ada beberapa solusi untuk menghilangkan masalah tersebut. "Yang pertama pengembangan angkutan umum yang aman, nyaman, tepat waktu, dan terjangkau," ujarnya kepada detikOto..

Dengan pengembangan Transportasi umum tersebut, dirasa Darmaningtyas akan mengurangi anak-anak di bawah umur bebas berkeliaran dengan kendaraannya. "Si anak itu pergi ke sekolah dengan naik angkutan umum," kata Darmaningtyas.

Lalu solusi yang kedua menurut Darmaningtyas adalah pembuatan jalur sepeda.

"Daerah perkotaan atau di desa yang datar ya dibuatkan jalur sepeda gitu loh sehingga mereka bisa naik sepeda, seperti orang tuanya dulu," tutur Darmaningtyas.

Sehingga Darmaningtyas merasa pencegahan dengan cara razia hanya sekedar pelarangan, bukan solusi.

"Saya kira percuma kalau di razia gitu, kalau tidak ada solisinya. Jadi yang diperlukan sekarang itu adalah solusi. Kalau di larang naik motor karena di bawah umur, terus solusinya gimana dong? nah itu solusinya, ada dua tadi," tambah Darmaningtyas.

Guru Besar Transportasi Universitas Tarumanagara Leksmono Suryo Putranto menambahkan kendaraan wajib digunakan oleh seseorang yang sudah memiliki kapasitas mental yang cukup. "Jadi tidak boleh dikendarai oleh anak di bawah umur," ucapnya.

Hal tersebut juga banyak dijumpai Leksmono, di daerah-daerah, yang memiliki kesulitan dalam hal transportasi umum.

"Memang kami menyadari di beberapa daerah yang memiliki kesulitan yang sama karena angkutan umum yang mati, maka terpaksa sepeda motor terpaksa diberikan oleh orang tua pada anak-anak dibawah umur," ujar Leksmono.

Namun lanjut Laksmono mengatakan, saat ini sudah ada beberapa upaya untuk mengurangi hal tersebut.

"Misalnya membuat angkutan gratis, kemudian juga mendorong penggunaan sepeda bagi anak-anak. Seperti itu," ujarnya.