
"Kendaraan umum di kita ini yang kita tahu berhenti sopir sama Tuhan aja. Kalau di Jepang otomatis berhentinya di halte tapi kalau di kita seperti saya keluar dari gang tinggal manggil kendaraan dia bisa mundur," kata Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, di Jakarta, Selasa (24/10/2016).
Dari kajian yang dilakukan Lembaga Demografi Universitas Indonesia, peran sepeda motor di Indonesia cukup tinggi. Rumah tangga yang sudah memiliki motor saja mencapai 70 persen sedangkan yang memiliki mobil 8,5 persen.
Sebagian besar dari pemilik sepeda motor adalah masyarakat menengah ke bawah yang sebetulnya memang membutuhkan transportasi umum yang layak dan murah. Sepeda motor di Indonesia digunakan untuk transportasi keluarga dan bekerja.
Namun meskipun memiliki peran penting bagi masyarakat di Indonesia karena lebih murah dan efisien, angka kecelakaan pun turut meningkat. Sigit menyarankan agar seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama agar angka kecelakaan bisa berkurang dengan cara efektif dan tidak merugikan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar